FKIP UM Sumatera Barat; Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UM Sumbar) kembali membuka kesempatan bagi calon mahasiswa baru melalui program Beasiswa Persyarikatan Muhammadiyah (BPM). Beasiswa BPM ini terbuka bagi semua calon mahasiswa baru yang mendapat rekomendasi dari Pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah di berbagai tingkatan (PWM/PWA, PDM/PDA, PPM/PNA, Majelis Ortom, PCM/PCA, PRM/PRA).
Berdasarkan SK Rektor Nomor: 0161/KEP/I.0/F/2025 tertanggal 15 Februari 2025, Beasiswa BPM merupakan salah satu dari 7 skim beasiswa yang disediakan UM Sumatera Barat pada tahun ini dan terbuka pada semua jenjang Pendidikan mulai dari D-3, D-4, S-1, S-2 maupun S-3. Pada tahun ini, penerima Beasiswa BPM mendapatkan pembebasan uang kuliah sebesar 25% selama 8 semester (pendaftaran gelombang ke-1), bagi calon mahasiswa Program S-1.
Salah seorang penerima beasiswa BPM tersebut bernama Sefia Amanda Saputri, Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), FKIP UM Sumatera Barat. Gadis cantik berkulit putih ini mengaku berasal dari Kecamatan Singkut, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Sefia - panggilan akrabnya - telah menerima beasiswa PBP ini sejak awal masuk kuliah tahun 2022.
Menurutnya, beasiswa ini bukan hanya meringankan beban finansial, namun juga sebagai pintu gerbang bergabung dalam komunitas yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan dan keunggulan.
Sefia dinilai layak menerima Beasiswa BPM karena memenuhi syarat utama sebagai kader aktif Muhammadiyah, minimal di tingkat daerah, serta memperoleh rekomendasi resmi dari pimpinan persyarikatan. Sefia bersekolah di Muhammadiyah tidak hanya saat di perguruan tinggi, namun dia telah bersekolah di perguruan Muhammadiyah sejak sekolah TK.
Sefia mengawali pendidikannya di TK Aisyiyah Bustanul Athfal III, dilanjutkan SDN 60 Payolebar. Pendidikan Menengah ditempuhnya di SMP Muhammadiyah Singkut, dilanjutkan ke SMK Muhammadiyah Singkut.
Dengan bekal pengalamannya yang malang melintang di sekolah Muhammadiyah, Sefia juga aktif dalam organisasi siswa yang berkomitmen menerapkan nilai-nilai Kemuhammadiyahan.
Sebagai penerima Beasiswa BPM, dia tidak hanya mendapatkan pembebasan biaya kuliah, namun mendapat akses pengembangan diri.
“Beasiswa ini bukan hanya bentuk apresiasi, tetapi juga investasi bagi lahirnya pemimpin muda Muhammadiyah yang berdaya saing”, ujarnya bersemangat.
Sefia mengakui bahwa merantau ke Sumatera Barat untuk berkuliah adalah keputusan besar yang awalnya diwarnai rasa takut dan canggung. Namun, setibanya di UM Sumatera Barat, kekhawatirannya memudar.
"Kehidupan perkuliahan di sini membentuk saya menjadi pribadi yang lebih mandiri. Jauh dari keluarga, membuat saya belajar bertanggung jawab atas waktu, keputusan, dan proses saya sendiri," ujar Sefia.
Ia menambahkan bahwa dukungan dosen, teman-teman dari berbagai daerah, dan nilai-nilai Kemuhammadiyahan menjadi pilar utama dalam perjalanan hidupnya.
Kini, Sefia merasa bersyukur telah dipercaya menjadi salah satu penerima beasiswa rekomendasi Persyarikatan Muhammadiyah. Baginya, UM Sumatera Barat tidak hanya tempat belajar, melainkan "tempat pulang" untuk menata mimpi, memperbaiki diri, dan bersiap memberi makna bagi masa depan.
Sefia sangat merekomendasikan beasiswa ini kepada calon mahasiswa baru.
"Ini bukan hanya soal finansial, tapi tentang menjadi bagian dari jaringan kebaikan yang luas, tentang didukung oleh lembaga yang telah puluhan tahun berdedikasi untuk mencetak generasi yang unggul dan berakhlak," tegasnya.
Ia mengajak para calon mahasiswa untuk tidak ragu mendekat dan mengenal lebih jauh tentang beasiswa ini, serta bergabung bersama di UM Sumatera Barat (Intan Nuraini).